Hidup Sehat Sejak Remaja adalah Investasi Fundamental Masa Depan

3 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Hidup Sehat Sejak Remaja Sebagai Investasi Fundamental Masa Depan
Iklan

Ketika membicarakan tentang investasi, pikiran kita umumnya langsung tertuju pada hal-hal yang bersifat material seperti saham dan tabungan

***

Wacana ini ditulis oleh Annisa Ardianti Br Tarigan, Luthfiah Mawar M.K.M., dan Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si. Lalu diedit oleh Aisyah Umaira, Andieni Pratiwi, Andine Mei Hanny, Dwi Keisya Kurnia, dan Naila Al Madina dari IKM 6 Stambuk 2025, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.

 

Ketika membicarakan tentang investasi, pikiran kita umumnya langsung tertuju pada hal-hal yang bersifat material seperti saham, tabungan, atau instrumen keuangan lainnya. Namun, ada satu bentuk investasi yang kerap diabaikan padahal nilainya jauh lebih mendasar, yakni investasi kesehatan. Masa remaja adalah periode emas untuk membangun pondasi tersebut, karena kualitas kesehatan di masa depan sangat bergantung pada kebiasaan yang ditanamkan sejak usia muda.

 

Menjaga kesehatan sejatinya penting di setiap fase kehidupan, baik pada masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia. Namun remaja memiliki posisi istimewa karena berada pada masa transisi biologis dan psikologis yang menentukan arah hidup selanjutnya. Sayangnya, banyak remaja memandang kesehatan dengan sebelah mata dan menyepelekannya, baik dalam aspek perawatan diri maupun lingkungan sekitar. Mereka sering beranggapan bahwa penyakit hanya akan datang ketika usia tua, padahal faktanya penyakit bisa menyerang siapa pun tanpa memandang usia. Seperti kata Thomas Fuller, “Health is not valued till sickness comes,” kesehatan baru benar-benar terasa penting ketika sakit telah datang.

 

Masa remaja merupakan titik krusial pertumbuhan fisik maupun mental. Pada periode ini, tubuh mengalami perubahan besar mulai dari menguatnya tulang, perkembangan hormon, hingga kematangan fungsi otak. Semua proses tersebut membutuhkan dukungan dari pola hidup sehat yang konsisten. Ironisnya, justru pada usia inilah remaja kerap mengabaikan kebutuhan dasar tubuh. Pola makan yang tidak teratur, konsumsi makanan cepat saji, kebiasaan tidur larut malam, serta kurangnya aktivitas fisik menjadi gaya hidup yang diam-diam menyimpan bahaya laten. Tidak mengherankan apabila kini semakin banyak penyakit seperti obesitas, diabetes, hipertensi, bahkan kanker yang muncul pada usia muda. Padahal, langkah sederhana seperti mengonsumsi makanan bergizi, membatasi junk food, tidur teratur, menghindari rokok, dan aktif bergerak dapat menjadi awal yang signifikan untuk melindungi tubuh dari risiko jangka panjang.

 

Kesehatan disebut sebagai investasi karena prinsipnya serupa dengan menabung: manfaatnya tidak selalu langsung terlihat, tetapi hasilnya akan terasa nyata dan bernilai besar di masa depan. Remaja yang sadar akan pentingnya kesehatan sesungguhnya sedang menabung modal hidup yang tak ternilai. Pola hidup sehat akan memberi energi lebih besar, konsentrasi belajar yang stabil, serta produktivitas yang optimal. Ketika kelak memasuki dunia kerja, mereka akan lebih siap menghadapi tuntutan tanpa terbebani oleh penyakit, bahkan biaya pengobatan pun dapat ditekan karena tubuh sudah terbiasa kuat. Dengan kata lain, kesehatan adalah tabungan yang hasil bunganya baru bisa dinikmati di masa dewasa.

 

Namun, menjaga pola hidup sehat di usia remaja tidaklah mudah. Godaan lingkungan modern begitu deras: makanan cepat saji tersedia di mana-mana, minuman manis menjadi tren populer, dan hiburan digital mendorong kebiasaan begadang. Media sosial pun menambah tekanan dengan standar tubuh ideal yang seringkali menyesatkan. Sebagian remaja rela menempuh diet ekstrem, sementara yang lain justru terjebak dalam pola makan berlebihan akibat stres. Lebih dari itu, mereka sering merasa kebal terhadap penyakit karena masih muda, padahal kebiasaan buruk yang ditanamkan sejak dini akan berakumulasi dan menimbulkan masalah serius di kemudian hari.

 

Di sinilah peran keluarga dan lingkungan menjadi krusial. Kebiasaan sehat tidak bisa dibebankan hanya pada individu, tetapi terbentuk dari budaya yang ditanamkan sejak kecil. Keluarga dapat menjadi teladan melalui penyajian makanan bergizi, pengaturan waktu penggunaan gawai, hingga kebiasaan olahraga bersama. Sekolah pun berfungsi sebagai agen perubahan melalui program kesehatan, edukasi gizi, atau kegiatan olahraga rutin yang menumbuhkan kesadaran kolektif. Bahkan komunitas remaja mampu memperkuat gerakan hidup sehat melalui kampanye anti rokok, senam bersama, atau kegiatan olahraga massal. Frederick Douglass pernah berkata, “It is easier to build strong children than to repair broken men.” Lebih mudah membangun generasi yang kuat sejak muda dibanding memperbaiki orang dewasa yang rapuh kesehatannya. Pepatah lama pun sejalan: mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.

 

Generasi muda perlu memahami bahwa menjaga kesehatan sama pentingnya dengan mengejar prestasi akademik atau karier. Tubuh yang sehat adalah modal utama untuk membuka kesempatan hidup yang lebih luas, sementara karier yang diraih akan terasa berat jika tubuh sudah mulai rapuh. Hidup sehat sejak remaja bukan sekadar pilihan gaya hidup, melainkan investasi jangka panjang yang menentukan masa depan.

Uang mungkin tampak lebih berharga di mata banyak orang, tetapi uang tanpa kesehatan hanyalah sumber kesia-siaan. Karena itu, mulailah dari hal-hal sederhana: makan teratur, tidur cukup, kurangi kebiasaan buruk, banyak minum air, dan perbanyak aktivitas fisik. Apa yang ditanam hari ini adalah hadiah yang akan dituai di masa depan. Kesehatan bukan sekadar milik hari ini, melainkan tabungan paling berharga yang kelak menentukan kualitas hidup seseorang.

 

 

Corresponding Author: Annisa Ardianti Br Tarigan (email: [email protected])

Bagikan Artikel Ini
img-content
Andieni Pratiwi

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler